Hanya narasi-narasi. Hanya suara-suara minor. Hanya seseorang.

9.18.2007

Mati Rasa

Berselancar di dunia maya tadinya berharap akan ada perubahan. Ada suatu ekspektasi ditengah kegamangan jalan. Beberapa kejadian akhirnya melahirkan keputusan. Ya, saya mengubah ego menjadi milik orang lain. Saya tidak berharap apa-apa dari sebuah keputusan tersebut. Dunia yang membentuk makna diriku kini harus saya maknai kembali.

Mati rasa. Saya dan mereka tak lagi bertabur harap, namun setumpuk tanggung jawab menunggu di meja makan. Ketika pilihan dipilih segala konsekuensi mulai mewujud. Sayang, diri ini tak lagi segarang dulu. Perlu ketabahan dan kerelaan. Lihatlah tulisan ini. Tak lagi sinkron dan berisi gundah gulana saja. Benar-benar mati rasa saat ini.
Segala sendi macet, aliran darah lesu. Ingin sekali berkunjung ke Meruya. Bukan untuk melihat kasus sengketa tanah berbuntut kepentingan. Tapi mengunjungi seorang kawan di salah satu LPM. Satu pertanyaan hendak dilontar: Apa makna Orientasi? Semoga jawaban khayal terjawab. Hanya jawab. Karena lampu ini sudah semakin padam.
Sekali lagi, apa makna Orientasi kawan? Seandainya ia bertanya balik: Lalu, apa makna orientasi hidupmu kawan. Skak mat, saudaraku.

Tidak ada komentar: