Hanya narasi-narasi. Hanya suara-suara minor. Hanya seseorang.

8.12.2012

Jual Jersey #1

Permisi blogger2, agan2, pemirsa dan pemerhati sosial media lainnya. Kali ini saya akan memperkenalkan jualan terbaru (dan pertama) saya, yakni jersey bola KW Thai Grade AAA dan replika jersey retro. 

Nb: Maaf bila gambar buram, sebab kamera juga agak tidak bagus.

Jersey Barcelona 12/13 Home, Kondisi BNWT (Brand New With Tag), Size S, Harga 140K.Available 1 (satu)


Jersey Marseille 12/13 Home, Kondisi BNWT , Size M, Harga 140K.Available 1 (satu)

Jersey Marseille 12/13 Away, Kondisi BNWT , Size S, Harga 140K.Available 1 (satu)

 
 
Jersey Olympique Lyon Away hitam, Kondisi BNWT, size M, Harga 140K, available 1 (satu)


 Jersey England home, Kondisi BNWT, size S Euro (56x73), Harga 140K, available 1 (satu)


Jersey replika Italia Home 2002, Kondisi BNWOT (Brand New Without Tag), Size M. Bahan Serena. Harga 90K Available 2 (dua)


Jersey Holland home 1984, Kondisi BNWOT, size S. Bahan Cotton Combed 20S. Harga 90K Available 1 (satu)


Jersey England Away 1998, Kondisi BNWOT, Size M, L.  Bahan Serena Super. Harga 90K Available 3 (tiga)


Jersey Spain Home 2002, Kondisi BNWOT, Size M, L.  Bahan Cotton Combed 20S. Harga 90K Available 2 (dua)



Size Chart (Lebar x panjang)

S: 48x68
M: 50x70
L: 52x72
XL : 54x74
XXL: 56x76

toleransi kesalahan: 1-2 cm

Berminat/tertarik cukup sms ke 08568541643 Hendro
atau follow twitter @drohendro

COD di daerah Cipinang, Jatinegara, Rawamangun (hari kerja) dan Petukangan, Kreo (weekend)

Sisanya pengiriman melalui JNE reguler

Ssst, ada diskon promo: Untuk KW Thailand beli 2 @130K
                                      Untuk replika retro  beli 2 @ 85K

Nantikan update terbaru stock jersey yang pastinya beda


Promo ini jgn kasih tahu siapa-siapa ya... Hehehe...
Sekian.

7.17.2012

Hilangnya seorang “Predator”


Fair Play. Plang itu pastinya terpapar di pertandingan sepakbola resmi FIFA. Tiba-tiba terbersit satu kejadian. Bukan, bukan gaya pukul-pukulan sepakbola kita ataupun menyeruduk wasit khas tarkam. Itu bukan Fair Play, bahkan disebut pertandingan sepakbola pun tidak layak. 

Saya hanya mengingat bagaimana striker Robbie Fowler dijegal oleh David Seaman di kotak terlarang. Sekira tahun 1997, Liga Inggris mempertandingkan Arsenal vs Liverpool. All-time hero saya, Robbie Fowler mendapat tendangan 12 pas. Uniknya, sebelum mendapat penalti, Fowler menolak menyebut itu pelanggaran. Fowler diving dan secara kebetulan Seaman ada di depannya. Penalti pun diambil. Dengan setengah hati Fowler menendang pelan ke arah Seaman. Sikapnya menunjukkan ia mengakui diving yang ia perbuat. Highbury, kandang Arsenal saat itu aplaus pada sikap fair play Fowler. Begitu juga dengan FIFA yang menyematkan FIFA Fair Play Award kepadanya.

7.14.2012

Jatuh Bangun Gelandang Pengumpan



Tulisan ini adalah apresiasi bagi Pep Guardiola. Seorang legenda La Masia, Catalan dan tentu saja Barcelona. 

Datang ke final Champions 2008, Pep dianggap terlalu cepat sukses untuk ukuran pelatih muda. Lawannya, pelatih kawakan Sir Fergie. Hingga kemudian Barcelona juara, kita baru menyadari Pep tidak menyiapkan tim hebat ini dalam semalam. Hampir separuh skuad Barcelona saat itu didikan maupun terinspirasi oleh Pep—sejak La Masia maupun saat bermain bersama (Xavi dan Puyol).

Dunia kini menyebut Tiki Taka ala Barca masih ampuh untuk beberapa tahun ke depan. Belum ada obat penangkal yang paten. Hanya sesekali mungkin ultra-defensif Chelsea atau racikan counter Mourinho.

Sebenarnya Pep pada medio 2001 dianggap habis eranya. Baik secara individu Pep sebagai pemain maupun pola permainannya. Gabriela Marcotti pada Majalah Times menyebut Guardiola sudah tak berguna lagi. Habis kontrak dengan Barcelona, tak ada klub yang menginginkan jasanya lagi. Beruntung ada Brescia mau menampung. Meski hanya tim kelas bawang, pelatih Carlo Mazzone butuh Pep untuk menggantikan gelandang terbaiknya yang baru saja hijrah pada 2001: Andrea Pirlo.

3.20.2012

Menyentak Tapi Tak Juara


Moneyball
Sutradara : Bennett Miller
Rilis: Oktober 2011
Penulis Naskah: Steven Zailan dan Aaron Sorkin
Pemain : Brad Pitt, Jonah Hill dan Phillip Seymour Hoffman

Billy Beane adalah sosok unik; satu sisi pikirannya taklid pada statistik, di sisi lain ia tak mampu menafikan takhayul dalam dirinya.


Film ini didasari novel berjudul sama, dengan subjudul novelnya yang cukup provokatif: The Art of Winning an Unfair Game (Seni Memenangi Pertandingan Yang Tak Seimbang). Kalimat itulah yang menjadi daya magis film ini. Manajer tim, Billy Beane (Brad Pitt), rupanya sudah muak dengan rentetan kekalahan timnya Oakland Athletics. Hanya berkutat jadi tim gurem pemroduksi pemain hebat. Ia lantas meminta dana lebih pada pemilik klub untuk mempertahankan pemainnya. Usahanya gagal, sang pemain bintang tetap pergi.

Pertemuan dengan pencari bakat dan pelatih pun sama saja. Bagi Beane, hanya lingkaran setan. Mereka terus mengorbitkan bibit berbakat cuma untuk dijual pada tim kaya. Dananya untuk pencarian bibit lagi. “Kita selamanya tak akan menyamai standar mereka (tim kaya),” papar Beane.

3.13.2012

Segarnya Romansa Saintifik


The Adjustment Bureau
Sutradara : George Nolfi
Penulis Naskah : George Nolfi, Philip K. Dick
Rilis: 2011
Pemain: Matt Damon, Emily Blunt, Anthony Mackie dan Michael Kelly

 Akhirnya kita bisa membela Matt Damon yang tak lagi diliputi aroma balas dendam, melainkan dalam perjuangannya akan cinta…



Saya termasuk orang yang tidak cepat jatuh hati pada film jenis sains fiksi. Hanya beberapa yang saya ingat; Trilogi Matrix, Inception, Source Code, dan lain lain. Rumus paling sering ditemui (dan paling ampuh menurut saya) adalah memadukan jalan ceritanya dengan aksi laga. Kalaupun di Matrix ada romansa terbersit, itu hanya bumbu.

Film Adjustment Bureau (Biro Penyesuaian) ini benar-benar membuatku terkejut. Positif tentunya. Lihat saja sampulnya: Sepasang pria dan wanita berlari dikejar sesuatu dengan siluet pria berjas fedora dan topi ala tokoh blues James Brown tahun 1950-an.

2.27.2012

Terperosok di Akhir


Dream House

Sutradara : Jim Sheridan

Rilis : Februari 2012

Produksi : Cliffjack Motion Pictures

Penulis Naskah : David Loucka

Pemain : Daniel Craig, Rachel Weisz, Naomi Watts

Jikalau film ternyata berkualitas, biasanya si pemeran akan kecipratan bagusnya. Namun ada jua kisah pemeran yang menyelamatkan film dari keterperosokan yang lebih dalam.

Oh, ini dia Daniel Craig. Dianggap aktor berbakat setelah perannya di dua film James Bond terakhir, ia bermain baik dalam The Girl With The Dragon Tattoo. Kini ia mencoba peruntungannya di film terbaru Dream House. Bersama dengan aktris wahid Ausie, Naomi Watts, mereka berdua tengah mengangkat film Dream House yang rapuh pada kritik.