Hanya narasi-narasi. Hanya suara-suara minor. Hanya seseorang.

2.19.2009

How to Say It?

Bagaimana menyatakan kekesalan?
Bagaimana menyatakan permintaan maaf agar diterima?
Bagaimana menghadapi orang yang keras kepala?
Bagaimana menyemangati orang yang putus asa?
Bagaimana mengeluarkan gagasan pada orang yang tak dikenal?
Bagaimana meminta pertolongan?
Bagaimana mengkritik seseorang?
Bagaimana memuji seseorang?
Bagaimana memperingati anak kecil?
Bagaimana menasehati orang yang lebih dewasa?

Salut untuk Ponari!

Waktu itu saya masuk ke ruang dosen, mau bertemu dosen pembimbing meminta tanda tangan persetujuan. Ada salah satu dosen nyeletuk soal kasus Ponari. Ia bilang, “Wah, Ponari ini memperlihatkan masyarakat kita masih banyak yang irasional.”

Irrasionalitas masyarakat? Ya, saya akui itu. Karena negara ini tercipta oleh semangat spiritual juga. Terbukti makin banyak saja orang yang melakukan ritual pesugihan. Salah satunya ritual Gunung Kemukus. Namun, pesugihan seperti itu hanya karena ketamakan manusia. Memperoleh sesuatu dengan tidak adil lewat cara-cara spiritual. Spiritual pada intinya hanyalah berusaha menyeimbangkan dan menyelaraskan kosmis alam dan manusia.

MUI Harus Berefleksi

MUI Harus Berefleksi

Ada-ada saja MUI itu. Memfatwakan haram pada golput di pemilu 2009 nanti seperti tidak ada pekerjaan lagi. Katanya, di antara sekian banyak calon, ada yang benar-benar berdedikasi demi kesejahteraan bangsa, termasuk buat umat muslim. Dengan memilih berarti kita berkontribusi aktif dalam menentukan nasib bangsa. Memilih jadi suatu kewajiban. Menggiring kita pada kebodohan massal.

2.05.2009

Iklan Parpol itu Pembodohan

Entah kenapa iklan parpol kita di televisi itu murahan dan monoton. Tidak seperti iklan-iklan produk komersil. Ada sih perbedaan antara iklan politik dan komersil. Tapi kalau iklan politik di Indonesia itu ‘serupa-tapi-tak-sama’ dengan iklan produk. Sama-sama menawarkan cuma kemasan saja yang beda. Sayang, iklan politik tak secerdas iklan produk.

Simak iklan Axe. Dengan slogan “The Axe Effect”, iklannya menawarkan perempuan-perempuan yang tergoda oleh pria pengguna parfum Axe. Walaupun aroma seksualitas kuat disana tapi dikemas dengan cerdas. Tampilan nomor telepon si perempuan jadi acuan Axe.

Katakan Busway, Bukan TransJakarta

Mengganjal. Saya pernah merasa kesal waktu dipersalahkan saat mengucap, “busway.” Kira-kira begini kronologisnya;

Saya : Ya kan gue bilang juga apa. Gue dateng pas jam 9.
X : Tumben. Lu naek apa emangnya?
Saya : Gue tadi abis naek busway dari Blok M.
X : Hahaha... Salah kali. Yang bener tu naek bus TransJakarta. Masak lu anak bahasa Inggris gak ngerti artinya busway. Kan itu artinya jalanan untuk bus. Masak lu naek jalanan bus?

Semalam Dengan Robert Frost

Sangat janggal. Entah kenapa, kali ini saya berada di sebuah kota pantai Florida, AS, sekitar 1949. Saat itu winter, cuacanya membuat badan menggigil, memaksa saya mengenakan jaket yang tebalnya bukan main. Di antara garis pasir yang melandai nan eksotis, saya menyusuri jalan-jalan slum di kota. Tempat perumahan kumuh buruh migran, lokasi selundupan yang sempurna buat ‘mucikari’ buruh.

Sejurus kemudian, datang sesosok penyair kenamaan AS, Robert Frost, menemani saya berkeliling malam. Tak banyak yang mengenalnya, bahkan di kalangan warga AS saat ini. Apalagi ketika kata-kata puitik di AS berubah dinamis. Menjadi barisan narasi dengan nada-nada menghentak, berima dan berirama. Di tangan rapper muda, kata-kata puitik tak lagi diperdengarkan di gedung kesenian saja, melainkan sudah masuk Radio City Music Hall ataupun kantor pusat MTV. Semua bisa jadi penyair handal. Jika eksistensi pribadi ditonjolkan, imbasnya eksistensi yang lain berangsur tenggelam. Ah, sudahlah... Puisi juga bukan cuma hiburan bagi mereka yang dianggap “layak berbudaya”, tapi merayakan imaji jiwa-jiwa yang merdeka.

Sang Kelelawar Hitam Dalam Kegelapan

Jagoan kadang harus bersembunyi dalam gelap, dihujat, dan menderita demi kebenaran. Karena, a true hero rarely expose himself...

Tak heran jika film besutan sutradara Christopher Nolan ini diberi titel The Dark Knight; Ksatria Kegelapan. Begitu pekat jalan ceritanya dan jalinan konflik antar karakter, ditambah plot yang cepat dan didominasi adegan laga malam hari. Film ini bergenre action, namun lebih mengarah ke jenis film noir, suatu film yang menonjolkan eksistensi karakter yang rata-rata bermasalah.

Nolan menempatkan tokoh sentralnya Bruce Wayne (Christian Bale) alias Batman dirundung kegelapan sepanjang cerita. Batman berperan layaknya manusia biasa yang bisa saja bimbang, putus asa, dan cenderung emosional. Kostumnya lebih hitam dengan sosok yang seram dan kejam.