Hanya narasi-narasi. Hanya suara-suara minor. Hanya seseorang.

2.07.2010

Asam Manis 500 Hari

“Ini adalah kisah pemuda bertemu seorang gadis. Tapi kamu harus tahu sebelumnya, ini bukanlah kisah cinta,” begitu narasi film ini.

Ah, masa?! Tapi itulah janji narator film ini. Saya tak percaya. Yang ada dalam pikiran saya—dengan intro perempuan dan laki-laki—adalah ini bergenre komedi romantis biasa. Sama dengan film 2009 lainnya; The Ugly Truth, The Proposal, dll. Persepsi itu mudah terbentuk. Apalagi saya kerap menonton FTV yang tayang di banyak stasiun TV kita. Hehe..^_^ ,V,,

Alur komedi romantis sederhana dan mudah diterka. Pemeran utama pria dan wanita, hampir pasti di akhir cerita mereka akan menikah, atau setidaknya jadian. Yang berbeda di masing-masing film tak jauh dari perbedaan latar belakang atau karakter antara keduanya.

Namun film (500) Days of Summer ditempatkan sebagai 10 film terbaik 2009 versi majalah Rolling Stones US. Itu yang membuat saya penasaran. Awalnya ragu saat mengunduh film ini, apalagi dengan genre comedy-romance yang terlabel.


Film ini awalnya memperkenalkan Tom Hansen (Joseph Gordon-Lewitt), pemuda yang percaya kebahagiaan sejati lewat cinta. Dia yakin akan menemukan orang yang “tepat” pada saatnya. Si gadis, Summer Finn (Zooey Deschanel) malah berseberangan. Akibat perceraian orangtuanya, ia tak percaya cinta. Summer berujar, “I don’t want to be anything for anyone” atau “aku tak ingin menjadi sesuatu bagi siapapun.”

Yang menarik di film ini yakni angka 500 hari. Romansa yang naik turun dengan kecepatan ekstrim. Penonton digiring meloncati adegan per adegan dalam hitungan, dengan pendekatan alur maju-mundur. Di awal film, pergumulan perasaan Tom dan Summer saja sudah mulai pada hari ke-290. Saat itu, Tom bersedih pada pertengkarannya dengan Summer.

Menuju adegan hari pertama, kala Tom pertama kali bertemu Summer di sebuah kantor penerbit kartu ucapan. Hari ke hari sampai ke-31, di sebuah karaoke bar, seperti diduga hubungan mereka kian dekat.

Beberapa adegan mesra hari ke-27 hingga ke-31 lambat laun mengakumulasi hubungan mereka. Tom menari-nari bahagia saat berjalan menuju kantor. Menaiki lift dengan senyum riang. Tiba-tiba adegan meloncat ke hari 282. Lift terbuka, muka Tom terlihat sangat murung, penampilannya acak-acakan.

Loncatan adegan ini seakan membikin penonton main tebak-tebakan. Kira-kira hari apa Tom putus atau di hari apa mereka benar jadian? Terasa asyik. Sutradara Marc Webb merancang gambaran cinta yang naif dengan sempurna. Kita seperti menangkap perasaan halus dan lugunya Tom.

Setelah loncat-loncatan adegan, hari ke-259 nampaknya jadi kulminasi keseriusan hubungan mereka. Tom kemudian mempertanyakan status, tapi Summer masih bersikukuh hanya ingin berteman.

Tak jelas sebenarnya kapan Tom menjauh, kapan pula Summer memutuskan berhenti bekerja. Namun di hari ke-402, Tom tak sengaja berpapasan dengan Summer di kereta. Mereka mengobrol layaknya teman lama.

Pada hari ke-408, adegan berlangsung unik. Saat Tom menghadiri pesta kebun Summer, tayang dua frame terpisah dalam satu kejadian; satu berisi harapan Tom, satu lagi berisi realita. Kenyataan ini ternyata pahit. Telah melingkar cincin pertunangan di jari Summer. Kehancuran perasaan dan keyakinan Tom yang sangat.

Akibat perasaan Tom yang makin kacau dan kinerjanya yang memburuk, dia akhirnya  memutuskan berhenti bekerja. Dalam pertemuan kebetulan sekali lagi dengan Summer pada hari ke-488 di taman favoritnya,  Tom menjelaskan pada Summer bahwa ia tak lagi yakin pada kemurnian cinta, sebaliknya Summer tiba-tiba merasakan pendapat Tom dahulu benar. Cinta itu seperti ditakdirkan baginya.

Kedua pemeran utama bermain sangat baik dan tepat dipilih. Joseph, pemeran Tom, dapat memerankan seorang pria yang begitu berseri-seri dan begitu terpukul karena cinta dalam satu waktu. Zooey, pemeran Summer, juga demikian. Tampang tak berdosa yang berkeyakinan teguh ini, ternyata dapat mengubah prinsip sebegitu mudahnya. Membuat Anda bakal gregetan, tapi tak mampu berhenti memandangnya.

Visualisasi yang estetik dan soundtrack apik juga menjadi nilai plus. Iringan band The Smiths, Doves dan band Inggris lainnya dipadu dengan pengambilan adegan modern terasa unik.

Bagiku, film ini masih bertema cinta, namun bukan picisan. Dalam gejolak 500 hari bersama Summer, Tom banyak belajar mengenai esensi hubungan, usaha rekonsiliasi dengan mantan, hingga menerima kenyataan.

Well, ini bukan film komedi-romantis biasa dengan rumus sakti happy ending. Sebab, para pemeran utama tidak jadi menikah. Tapi dengan kelucuan getir dan pembelajaran Tom, sekaligus tampilan alur filmnya, ending film ini sudah buatku happy.

Prasetyo, 9 Feb 2010.

1 komentar:

Shofrul mengatakan...

Yg menarik dari film ini menurut gw ya mbah, ya itu tadi, alur maju mundur yg seperti lo bilang, sangat ekstrim, dari hari 1 bisa langsung ke hari 200an. Tapi bisa nyambung, emang geblek ni Marc Webb, emang dasarnya dia itu pembuat videoklip.

TAPIII!!! Yg lebih menarik lagi, ternyata lo penggemar FTV to? bhahahahaha....