Hanya narasi-narasi. Hanya suara-suara minor. Hanya seseorang.

2.27.2012

Terperosok di Akhir


Dream House

Sutradara : Jim Sheridan

Rilis : Februari 2012

Produksi : Cliffjack Motion Pictures

Penulis Naskah : David Loucka

Pemain : Daniel Craig, Rachel Weisz, Naomi Watts

Jikalau film ternyata berkualitas, biasanya si pemeran akan kecipratan bagusnya. Namun ada jua kisah pemeran yang menyelamatkan film dari keterperosokan yang lebih dalam.

Oh, ini dia Daniel Craig. Dianggap aktor berbakat setelah perannya di dua film James Bond terakhir, ia bermain baik dalam The Girl With The Dragon Tattoo. Kini ia mencoba peruntungannya di film terbaru Dream House. Bersama dengan aktris wahid Ausie, Naomi Watts, mereka berdua tengah mengangkat film Dream House yang rapuh pada kritik.

Hari Minggu (21/2/2012) ratingnya masih 5.7 versi IMDB (Internet Movie Data Base), sebuah situs film terpercaya dunia.  Sebuah rapor buruk bagi nama-nama beken pengisi film ini. Dimulai dari sutradara Jim Sheridan (Brothers dan Get Rich or Die Trying), hingga aktor-aktris papan atas dunia: Daniel Craig, Naomi Watts dan Rachel Weisz. Kritik paling keras tertuju pada sang penulis, David Loucka.

Diawali oleh kisah penulis novel Will Atenton (Daniel Craig), mengunjungi keluarganya yang baru saja pindah rumah. Ada yang aneh di film ini sedari awal. Sang suami selalu pergi keluar kota, sementara sang istri tak sekalipun menginjak teras depan rumahnya. Belum lagi kejadian-kejadian ganjil yang kerap terjadi ketika malam menjelang. Faktanya, pernah ada pembantaian sekeluarga di rumah itu dulu.

Rangkaian teror dan teka-teki dalam rumah aneh itu perlahan tersibak. Dengan kegigihan Craig, ia akhirnya datang ke tempat pembunuh sadis itu ditahan. Kejutan! Ternyata sang pembunuh yang dicari-cari adalah Will sendiri yang bernama asli Peter Ward ia telah bebas setelah tak ada bukti kuat. 

Will sulit mempercayainya. Akhirnya, ia mendatangi tetangganya, Watts, yang sepertinya mengetahui namun memilih diam. Watts pun bercerita malam tragis itu. Yang selamat hanya Will, maka segala tuduhan dialamatkan padanya. Kasus sebenarnya dibekukan tanpa adanya pelaku. Tapi Will tidak puas. Pembununya harus diungkap, meskipun jika itu dirinya sendiri. 

Jika yang nyata adalah pengakuan Watts dan RSJ tempat Will didetensi, maka mengapa  anak dan istrinya selalu muncul dan terlihat nyata di hadapan Will? Apakah hantu?

Disinilah tensi cerita mulai meningkat. Dengan segi cerita yang terkesan kelabu, permainan horor-psikologis coba diangkat dengan bangunan rumah sebagai titik sentral. Inilah narasi besar yang coba disajikan di layar kaca. Sayangnya gagal. 

Cerita Dream House banyak mengadopsi film-film horor terdahulu—The Amityville Horror, The Sixth Sense dan Shutter Island. Will yang alami goncangan jiwa tiba-tiba dapat berbicara dengan arwah istri dan anak-anaknya. Semua terwujud dengan perantara rumah tua. Pemicunya adalah pembantaian sekeluarga. 

Tak ada masalah dengan akting Naomi Watts, namun peran yang diberikan padanya justru merusak suasana. Kenapa tiba-tiba Watts diikat suaminya dan diseret ke rumah tua bersama Will yang telah pingsan? Simsalabim, suami Watts pelaku pembantaian. Kejutan? Tidak juga. Saya tahu sebelum adegan plot mundur ihwal pembantaian diputar. 

Di adegan itu juga tak jelas apa motif pembantaian. Apakah cemburu, perebutan harta, balas dendam atau…?

Will yang (ajaibnya) diberkahi kemampuan Sixth Sense, ditolong oleh istrinya. Perlawan, pukul-pukulan, lalu selesai. Ending yang sungguh mengecewakan. Mengapa si pembunuh dibiarkan mati terlalu cepat dan tampil terlalu singkat? 

Kekuatan film ini jelas pada pemerannya. Daniel Craig yang biasa terlihat dingin dan keras, tiba-tiba bisa lembut dan bersifat kebapakan. Seketika pula ia berubah jadi penyendiri pesakitan setelah tahu bahwa keluarganya hanya fatamorgana. Naomi Watts meski jadi ganjalan namun dengan baik ditutupi oleh kualitas aktingnya sebagai pribadi bijak. Rachel Weisz (yang merupakan istri asli Daniel Craig), dapat membuat kita percaya bahwa ia bukan hantu, melainkan ibu penyayang keluarga. 

Dream House jauh dari kata sukses. Paling tidak ada secercah harapan; trio Craig, Weisz dan Watts masih bisa berdiri tegak di atas film mereka yang tersungkur.

Tidak ada komentar: