Hanya narasi-narasi. Hanya suara-suara minor. Hanya seseorang.

11.17.2009

Suzanna

Mendengar kata ini, langsung terbayang legenda perfilman Indonesia. Ia punya raut yang pucat dan sorot mata tajam. Gaya hidupnya nyentrik: Kembang melati menu sehari-harinya. Cerita dan tokoh mistis serasa hidup (dan dihidupkan) lagi olehnya.

Suzanna, aktris bertotalitas tinggi. Misteri adalah hidup dan matinya. Tenggelam dalam karakter makhluk seram, macam sundel bolong, kuntilanak, arwah penasaran, dll, Suzanna punya “label” yang sukar tergoyahkan. Ia tak menyangkal pandangan ganjil itu –yang sebagian aktris justru menghindarinya dalam kehidupan nyata. Lewat kharismanya, pabrik misteri berhasil didirikan Suzanna.


Saya kagum pada sosok dirinya yang mampu menghipnotis banyak pemirsa. Sekali lagi, ia adalah misteri banyak mata.

Dalam hidup, manusia selalu dirundung masalah. Begitu halnya dengan misteri, kita tak mampu mengelaknya. Misteri adalah hal ihwal yang kosong, tapi menarik. Selalu menghantui kemajuan teknologi. Semaju kita memahami tatanan galaksi, semakin banyak misteri yang akan lahir. Makhluk-makhluk ekstra-terestrial itu dikatakan ada. Kita tak sendiri, kata para ilmuwan dan pengagum UFO. Namun, bagi saya misteri terbesar tetap satu: Akhir-Dari-Semua.

Apa yang sudah dimulai, akan diakhiri. Itulah Doomsday, atau hari kiamat. Sebagian agama meyakini itu. Akhir-Dari-Semua, kunci jawaban manusia di dunia.

Lalu, saya hendak menikmati hari. Menyiapkan beberapa jam ke depan untuk bermain Play Station 2. Namun kawan saya sejenak menundanya, agak diluar kebiasaan. “Mau nonton film 2012 dulu,” katanya. Hmmm...

Apa yang bisa saya perbuat? Dunia telah dimabuk virus “kiamat rekaan.”

Saya tak sanggup menyibak konspirasi apa di balik film 2012. Tapi tren film-film Hollywood hari ini memang sedang menjelajahi alam bawah sadar kita. Entah itu memori masa kecil atau fantasi-imajinasi terdalam.

Simak Transformers yang merupakan memori kartun masa kecil bercerita benda-benda yang bisa jadi robot. Atau Pirates of The Carribean, yang diambil dari wahana Disney. Juga Harry Potter yang membuat kita berandai adanya sekolah sihir Hogwarts ditengah-tengah kita. Untung film tersebut laris, entah didukung karena berbasis novel laris, teknologi sinematik tingkat tinggi atau aktor yang mumpuni. Tapi dari ide awal cerita, minim kreativitas.

Beruntung beberapa sekuel-sekuel film ternama membuat terobosan. Film James Bond terbaru (Casino Royale dan Quantum of Solace) dengan aktor anyar yang anti klimis dan necis. Serta Batman dengan psikologis pahlawan yang mudah terkoyak (Batman Begins dan Dark Knight).

Aneh untuk film 2012. Sebelum diluncurkan perdana, film ini sudah jadi buah bibir. Berusaha memproduksi misteri terbesar manusia, yakni Akhir-Dari-Semua (kiamat). Akhir dari pertanyaan alam bawah sadar kita semua.

Berbekal sejumput ramalan suku Maya, angka 2012 punya nilai baru. Jika suku Maya benar, berarti mereka memang pintar –lebih pintar dari orang-orang Spanyol yang membinasakan mereka. Sayang, kenyataannya, suku Maya yang tertinggal hanya kuilnya saja.

Toh, semua tetap kalang kabut. Ada yang jelas-jelas menolak; seperti MUI Wonosobo yang melarang film itu. Ada yang membahasnya detil; seperti stasiun tv dengan program bertajuk “Benarkah Kiamat 2012?” dan sejenisnya. Ada yang penasaran; seperti teman saya yang teguh berniat membeli bajakan kaset film itu.

Misteri kerap digandeng penasaran. Manusia dalam sejarahnya selalu ingin mengatasi kegusaran itu. Apapun harganya! Dapat ditebak, apakah iklan terbaik untuk menghadirkan rasa penasaran yang sangat? Produksi misteri.

Industri cenderung latah. Rumah produksi film 2012 mungkin terinspirasi Suzanna yang sukses membangun kekuatan misteri. Bedanya, mereka tak memakai atau mengkonsumsi bunga melati layaknya Suzanna.

Saya sendiri tak mau berpikir apakah ramalan itu benar atau tidak. Terbersit di kepala pun sama sekali tidak. Pelarangan juga dirasa kurang baik. Karena tindakan melarang sama juga mengakui kekuatan konspirasi misterinya. Sama-sama terjangkit virus “kiamat” juga barangkali.

Kenapa film itu diberi judul 2012? Jika saja hari ini adalah tahun 2016, mungkin film itu berjudul 2020. Dengan mengambil ramalan entah dari suku mana lagi. Lagipula, jika kiamat dapat diramal untuk apa ada agama, yang merupakan kumpulan misteri. Hanya saja agama memuat misteri yang menuntun kita pada norma kebaikan. Bukan menggiring kita ke gedung bioskop.

Tidak ada komentar: