Hanya narasi-narasi. Hanya suara-suara minor. Hanya seseorang.

2.05.2009

Iklan Parpol itu Pembodohan

Entah kenapa iklan parpol kita di televisi itu murahan dan monoton. Tidak seperti iklan-iklan produk komersil. Ada sih perbedaan antara iklan politik dan komersil. Tapi kalau iklan politik di Indonesia itu ‘serupa-tapi-tak-sama’ dengan iklan produk. Sama-sama menawarkan cuma kemasan saja yang beda. Sayang, iklan politik tak secerdas iklan produk.

Simak iklan Axe. Dengan slogan “The Axe Effect”, iklannya menawarkan perempuan-perempuan yang tergoda oleh pria pengguna parfum Axe. Walaupun aroma seksualitas kuat disana tapi dikemas dengan cerdas. Tampilan nomor telepon si perempuan jadi acuan Axe.


Kalau iklan politik payah. Lihat saja iklan Partai Hanura atau Partai Demokrat. Hanura tetap menggunakan sosok kaum bawah seperti petani. Mereka berusaha menggaet suara dari kaum bawah. Apakah Prabowo pasca impor beras berbuat sesuatu pada para petani? Tidak ada saya kira.

Partai Demokrat lebih membosankan lagi. Berulang-ulang ditampilkan dewan pembinanya, yaitu SBY, yang berhasil menurunkan BBM tiga kali. Kebosanan itu timbul karena frame yang ditampilkan itu-itu saja, cepat dan secara berturut-turut lagi. Sebaiknya Demokrat belajar dari iklan operator seluler 3 (baca: Tri).

Selain itu, iklan parpol tidak ada unsur pendidikan. Hanya retorika-retorika repetitif, mirip program Dunia Dalam Berita zaman Orde Baru. Iklan yang benar-benar pendidikan politik saya anggap salah satunya adalah iklan KPK. Slogannya, “Lihat, Lawan, Laporkan”. Ada pembelajaran politik disana, yakni bagaimana setiap warga punya hak politik untuk melaporkan pejabat-pejabat yang nakal urusan uang.

Sebagai tambahan, iklan Partai Demokrat juga sebuah hoax (penipuan). Citra yang ingin dibentuk yaitu SBY menurunkan tiga kali harga BBM. Pertama kali dalam sejarah. Yang benar itu pemerintahan SBY (yang terdiri dari banyak elemen partai) yang menurunkan harga BBM.

Itulah alasannya mengapa SBY menunda penurunan BBM hingga tiga kali. Demi iklan parpolnya. Sepertinya bukan hanya Indonesia yang turun BBM-nya. Hampir seluruh dunia kecipratan turunnya harga minyak dunia. Bahasa gaul-nya; SBY lebay.

Tidak ada komentar: